Perilaku Konsumen
Persepsi konsumen adalah proses dimana seseorang mengorganisir dan
mengartikan kesan dari panca indera dalam tujuan untuk memberi arti dalam
lingkungan mereka (Robbins, 1998, p.90). Persepsi konsumen ini sangat penting
dipelajari karena perilaku konsumen didasarkan oleh persepsi mereka tentang apa
itu kenyataan dan bukan kenyataan itu sendiri.
Schifmann dan kanuk (2000) menyebutkan bahwa persepsi adalah cara orang memandang didunia ini. Dari definisi yang umum dapat dilihat bahwa persepsi seseorang akan berbeda dari yang lain.cara memandang dunia sudah pasti dipengaruhi oleh sesuatu dari dalam maupun luar orang itu.
Solomon (1999) mendefinisikan persepsi sebagai proses dimana sensasi yang diterima oleh seseorang dipilah dan dipilih, kemudian diatur dan diinterpretasikan. Untuk memahami definisi ini, pertama harus diketahui dulu apa yang dimaksud dengan sensasi. Sensasi datang dan diterima oleh manusia melalui panca indra. Input sensorik atau sensasi yang diterima oleh system sensorik manusia disebut juga dengan stimulus. Stimulus ini membangkitkan pengalaman sensorik orang tersebut dalam menggunakan produk serupa, maka walaupun sia tidak bisa membaui wewangian yang ada diiklan, dia ingat wewangian yang dipakai pacarnya dan juga kelembutan rambutnya yang digerai, sensasi yang pernah dialami pada waktu pertemuan dengan sang pacar diminggu yang lalu.
Dapat disimpulkan bahwa ada faktor-faktor yang mempengarui pembentukan persepsi orang. Faktor-faktor itu adalah:
Faktor internal
* pengalaman
* kebutuhan saat itu
* nilai-nilai yang dianut
* ekspektasi/pengharapanya
faktor eksternal
* tampakan produk
* sifat-sifat stimulus
* situasi lingkungan
jadi, raksi indivisu terhadap suatu stimulus akan sesuai dengan pandanganya terhadap dunia ini terhadap realitas yang dibentuk dari faktor-faktor di atas.
Dinamika Persepsi
Stimulus mana yang akan lulus seleksi oleh seorang individu tergantung pada :
1. Sifat-sifat stimulus, stimulus pemasaran termaksud cirri-ciri produk, atribut-atributnya, rancangan kemasan, nama merk dan iklan.faktor stimulus yang paling penting persepsi konsumen adalah :
* Contrast, merupakan atribut yang paling kuat. Contrast menguatkan persepsi dengan menonjolkan perbedaan intensitas stimulus itu. Jadi konsumen menerima stimulus yang berhubungan dengan konteksnya. Hal ini mendasari prinsip sosok dan latar (figure and ground). Konsumen mempersepsi suatu sosok dalam konteksnya dengan latar. Prinsip sosok dan latar dalam iklan dikatakan gagal bila konsumen ingat pernah melihat iklan tersebut tetapi tidak dapat menyebabkan nama produknya. Mana yang sebenernya berfungsi sebagai sosok dan yang mana latar?
* Closure, pengetahuan adalah kecenderungan orang untuk mengisi, secara persepsi, bagian yang hilang dari stimulusyang tidak lengkap.
* Proximity, menurut prinsip kedekatan, benda atau artikel yang berdekatan satu sama lain dalam wawasan waktu maupun ruang akan di presepsi sebagai bagian-bagian yang berhubungan dari suatu pola atau konfigurasi.
* Similarity, dalam suatu konglomerasi stimulus, orang akan mempersepsi objek-objek yang kelihatan sama menjadi satu kelompok. Ada kecenderungan konsumen tidak mengelompokan produk-produk karena kemasan warna, kemasan, dan bahkan pada penempatan rak.
* Ukuran, warna, posisi, dan usia dari stimulus itu. Ukuran, warna, dan posisi produk dalam stimulusatau dalam hal ini iklan harus sesuai dengan positioning produk; sedangkan stimulus yang baru tentu saja akan lebih menarik perhatian dari pada yang sudah usai.
2. Expectation (harapan) konsumen. Orang biasanya mempunyai harapan tentang apapun yang dihadapi, baik produk maupun orang. Harapan ini di bentuk dari pengalaman sebelumnya dari informasi yang dia proleh melalui mendia masa dan dari kenalannya atau juga apa yang dia lihat, di raba dan di dengar saat itu. Itulah sebabnya pemirsa selalu disuguhi dengan preview film yang bakan ditayangkan di TV, peserta seminar selalu di beri informasi data pribadi dan pendidikan si pembicara, bahkan produkpun diberi kemasan dengan bahan, warna dan gambar tertentu. Semua itu merupakan suatu yang mengkondisikan prospek untuk membentuk expektasi. Expektasi konsumen terhadap sirup yang berwarna merah pastilah sirup dengan rasa rosen atau frambos, dan pasti bukan rasa jeruk. Sampo yang transparan membentuk expektasi tentang kemurnian dan kebersihan.
3. Motive. Motive adalah dorongan untuk memenuhi kebutuhan. Dalam rangka memenuhi kebutuhan ini orang lebih memperhatika sesuatu yang menurut dia dapat memenuhi kebutuhan. Orang cenderung memasukan stimulus yang cocok dengan mitifnya ke dalam persepsi. Semakin kuat kebutuhan, semakin besar kecenderungan untuk mengabaikan stimulus yang tidak ada hubungannya dengan kebutuhan itu. Orang yang membutuhkan mobil akan tertarik pada iklan-iklan mobil, informasi tentang mobil, majalah atau tabloid otomotif, dan mengabaikan iklan dan informasi yang lain. Sebaliknya, orang yang memiliki motif melindungi diri, tidak akan bergeming dengan iklan rokok semenarik apapun, tetapi dia justru sangat tertarik pada keterangan tentang kandungan nutrisi pada kemasan makanan.
http://muslihun-muslihun.blogspot.com/2009/12/persepsi-konsumen.html
Selasa, 29 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar